Logo loader Letter loader

Kadinkes Kota Serang Bantah Berita Pemkot Tidak Serius Tangani Stunting

Kota Serang - Pemerintah Kota Serang melalui Dinas Kesehatan Kota Serang langsung merespon dugaan tidak seriusnya Pemerintah Kota Serang dalam menangani stunting dan gizi buruk. 

Dugaan ini muncul setelah mencuatnya berita tentang balita gizi buruk terdampak stunting atas nama Sri Putri Maulida, anak dari pasangan Suwandi dan Filasari yang bertempat tinggal di Cikepuh, Kel. Unyur, Kec. Serang. Kepala Dinkes Kota Serang Ahmad Hasanuddin langsung menanggapinya, Senin (30/01). 

Ahmad menjelaskan bahwa penanganan stunting harus ditanggulangi bersama-sama, baik itu Pemerintah Kota Serang maupun masyarakat bahkan hingga seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Serang memiliki kewajiban dalam menanggulangi bersama. 

"Itu tidak benar. Secara garis besar kita bersama-sama menanggulangi kasus stunting, bahkan kasus stunting ini tidaklah ditangani oleh Dinas Kesehatan saja, karena kasus gizi buruk dan stunting akan selesai jika lintas OPD, tokoh masyarakat, dan masyarakat bekerja secara bersama untuk menyelesaikannya." Ujarnya. 

Ahmad memberikan pengecualian terhadap balita atas nama Sri Putri Maulida ini. Balita tersebut merupakan pasien gizi buruk dan memiliki kelainan jantung bawaan dan sudah mendapatkan perawatan lebih. 

Terkait apa yang dikatakan ibu dari balita bahwasanya pemerintah kota Serang hanya melakukan monitoring dan memberikan bantuan satu kali saja, hal ini langsung di klarifikasi oleh kepala Dinas Kesehatan. 

Ada informasi terkait sang ibu dari balita tersebut yang mengatakan Pemkot hanya melakukan monitoring sekali saja. Pernyataan ini disanggah oleh Ahmad, pihaknya telah melakukan monitoring secara tidak langsung, pengadaan Pos Gizi yang sudah berlangsung dia tahun sebagai penyalur gizi dan makanan tambahan sekaligus monitoring bagi anak dan ibu hamil. 

"Secara tidak langsung kami melakukannya dengan diselenggarakannya secara rutin puskesmas atau posyandu. Perlu diketahui bahwa kita juga mengadakan pos gizi, sehingga balita dan ibu hamil dengan gizi kurang bagus akan diberikan makanan tambahan, pos ini sudah ada dari tahun lalu dan merupakan program pemerintah. Juga secara langsung kami melakukan monitoring yang sudah terjadwal." Ucapnya. 

Ahmad juga telah menuturkan semua data gizi buruk kepada Walikota dan seluruh Camat beserta perwakilan masyarakat dalam Musrenbang Tingkat Kecamatan Kasemen. 

"Kemarin di Musrenbang tingkat Kecamatan Kasemen Kota Serang, di Pondok Kelapa saat menyampaikan terkait data tersebut tidak hanya di satu kecamatan, bahkan ada enam kecamatan menyaksikan, selain itu juga ada banyak tokoh masyarakat dari setiap kecamatan, para lurah, wartawan. Saya sampaikan semua data gizi buruk dari setiap kecamatan tanpa ada yang ditutup-tutupi." Tuturnya. 

Dinas Kesehatan hanya dapat menyelesaikan kasus sekitar 20-30%, selebihnya 70-80% berasal dari non-kesehatan atau kesadaran dari orang tua anak itu sendiri akan pentingnya kebersihan dan gizi yang baik untuk anak. 

"Kasus stunting ini harus diselesaikan ibaratnya dari hulu sampai ke hilir, artinya kasus stunting ini tidak bisa diselesaikan oleh Dinas Kesehatan saja, Dinas Kesehatan hanya menangani sekitar 20-30% saja, secara spesifik kita mengarah kepada balitanya, kita perbaiki gizinya sehingga bisa bertumbuh dan kembang secara baik." Jelas Ahmad

"Disamping itu, 70-80% nya berasal dari non-kesehatan, seperti lingkungan, sumber air, pola asuh orang tua, sanitasi, termasuk pendapatan juga harus diperbaiki, dengan pendapatan yang cukup maka gizi sang anak juga akan tercukupi." Tutupnya. 

 

Sumber : PPID Kota Serang

Kota Serang terdiri dari 6 kecamatan dan 67 kelurahan.