Logo loader

Wali Kota Serang Budi Rustandi Tegaskan Penanganan Stunting Harus Melibatkan Gotong Royong dan Edukasi Menyeluruh

SERANGKOTA.GO.ID — Wali Kota Serang Budi Rustandi menegaskan bahwa penanganan stunting di Kota Serang tidak bisa hanya mengandalkan bantuan sosial semata. Ia menekankan pentingnya gerakan gotong royong dan edukasi menyeluruh sebagai kunci utama dalam menurunkan angka stunting.

“Program penurunan stunting ini merupakan bagian dari kebijakan nasional, dan di Kota Serang kami fokus pada keluarga yang berisiko. Selain bantuan sosial, mereka juga mendapat edukasi gizi agar kesehatannya terjaga,” ujar Budi Rustandi saat membuka kegiatan percepatan penurunan stunting, Senin (28/10/2025).

Menurut Wali Kota, bantuan yang diberikan bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan sesaat, tetapi juga untuk mengubah perilaku keluarga agar mampu menjaga pola makan bergizi seimbang.

“Yang penting bukan hanya menerima bantuan, tapi bagaimana keluarga bisa mengelola gizinya dengan baik. Belikan protein, lauk-pauk, susu untuk anak-anak, itu yang harus kita galakkan bersama,” tegasnya.

Ia menambahkan, penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama yang harus dijalankan secara kolektif.

“Kita semua harus bergerak bersama — pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Ini bukan hanya tugas pemerintah saja, tapi tugas kemanusiaan,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang, Ahmad Hasanuddin, memaparkan bahwa berdasarkan data Dinkes, saat ini terdapat 15.960 keluarga berisiko stunting di Kota Serang. Sementara itu, jumlah anak yang sudah mengalami stunting tercatat sekitar 600 anak.

“Yang hadir dalam kegiatan ini adalah keluarga berisiko stunting, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, hingga anak berusia di bawah dua tahun,” jelas Ahmad.

Ia menerangkan, keluarga berisiko adalah mereka yang memiliki faktor-faktor yang dapat memicu stunting, seperti keterbatasan akses air bersih atau perilaku buang air sembarangan.

“Kalau masih tidak ada air bersih atau buang air sembarangan, itu termasuk kategori berisiko,” ujarnya.

Ahmad menuturkan, program ini tidak hanya dijalankan oleh pemerintah daerah, tetapi juga melibatkan Baznas, dunia usaha, dan perbankan dalam penyaluran bantuan.

“Tanggung jawab menurunkan stunting harus dilakukan bersama. Maka dari itu, kami menggandeng Baznas dan sektor swasta untuk ikut berperan,” katanya.

Bantuan yang disalurkan meliputi sembako, beras, telur, serta uang transport bagi keluarga penerima manfaat.

“Baznas juga memberikan bantuan uang transport untuk meringankan beban keluarga penerima,” tambahnya.

Berdasarkan hasil Pendataan Keluarga (PK) 2024, jumlah keluarga berisiko di Kota Serang mengalami penurunan cukup signifikan, dari 24 ribu keluarga menjadi sekitar 15 ribu.

“Penurunannya cukup baik karena adanya peningkatan akses air bersih dan berkurangnya perilaku buang air sembarangan,” ungkap Ahmad.

Meski begitu, Kecamatan Kasemen masih menjadi wilayah dengan tingkat risiko tertinggi akibat keterbatasan air bersih.

“Kasemen memang masih menjadi perhatian utama. Dulu sudah dibangunkan fasilitas umum seperti WC, tapi sayangnya belum semua dimanfaatkan,” ujarnya.

Menurut Ahmad, selain faktor lingkungan, penyebab utama stunting juga berasal dari pola asuh dan kebiasaan masyarakat yang kurang memperhatikan kandungan gizi makanan.

“Banyak orang tua yang memberi makan anaknya tanpa mempertimbangkan kandungan gizinya. Jadi edukasi menjadi kunci utama,” jelasnya.

Pemerintah Kota Serang pun terus menggencarkan edukasi sejak dini, termasuk melalui bimbingan pranikah bagi calon pengantin agar memahami pentingnya kesiapan reproduksi dan pemenuhan gizi.

“Edukasi ini kami lakukan sejak sebelum menikah agar mereka siap menjadi keluarga yang sehat dan produktif,” katanya.

Meski anggaran khusus untuk stunting menurun karena sudah tidak menjadi program prioritas nasional, Pemkot Serang tetap menjalankan langkah-langkah kolaboratif lintas OPD.

“Kita tetap bergerak bersama Dinas PU, Perkim, DP3KB, Pertanian, dan Bappeda melalui program intervensi sensitif. Kolaborasi ini tetap memberikan dampak positif,” terang Ahmad.

Ia menegaskan, selama kolaborasi dan semangat gotong royong tetap berjalan, target penurunan stunting di Kota Serang bisa terus dicapai.

“Stunting bukan hanya tentang gizi, tapi tentang kebersamaan kita membangun keluarga sehat dan masa depan yang lebih baik,” tutupnya.

 

Copyright © Serang Smart Service 2025 - 2030. All rights reserved.