Tangis Warga Kantin Menyelimuti Audiensi dengan Walikota
Kota Serang - Walikota Serang, H. Syafrudin, S.Sos, M.Si menerima audiensi dari Masyarakat Kantin yang menempati tanah wakaf Masjid Agung At-Tsauroh. Audiensi ini berlangsung di Ruang Rapat Walikota, Senin(07/11).
Dalam audiensi ini Walikota didampingi Ada I Subagyo beserta jajarannya dan Yayasan Masjid Agung At-Tsauroh, menerima keluh kesah warga Kantin penghuni tanah wakaf.
Ditemui setelah audiensi, Syafrudin menyampaikan sehubung akan adanya keberlanjutan pembangunan Masjid Agung At-Tsauroh yang sifatnya multy year, masyarakat kantin yang menempati tanah wakaf akan direlokasi.
"Sehubungan dengan akan berlanjutnya pembangunan Masjid Agung At-Tsauroh, ini multy years jadi nanti beberapa tahun, akan ada relokasi masyarakat Kantin yang menempati tanah wakaf Masjid Agung" Ujarnya.
Masyarakat yang menempati tanah wakaf menang tiap tahunnya membayar sewa kepada Yayasan Masjid Agung At-Tsauroh, tetapi saat pandemi covid melanda, mereka sudah tidak membayar sewa lagi.
"Setiap tahunnya mereka sewa kepada yayasan, tapi selama pandemi covid ini mereka sudah tidak membayar lagi" Sambung Syafrudin.
Syafrudin memberikan itikad baik Pemerintah untuk merelokasi masyarakat, dengan tidak mengambil kesimpulan sepihak. Pihaknya juga akan menerima keinginan masyarakat seperti apa.
"Dengan itikad baik Pemerintah Kota Serang akan relokasi tentunya tidak mengambil kesimpulan sepihak" Ucapnya.
"Harus saya tanya dulu, keinginan masyarakat seperti apa" Sambungnya.
Sampai audiensi tadi, belum ada kesepakatan dari Pemerintah dan masyarakat terkait relokasi yang akan dilakukan. Pemerintah menyerahkan keputusannya kepada musyawarah masyarakat.
"Sampai tadi audiensi baru sekali, jadi PR yang diberikan oleh Pemerintah Kota bahwa tanah yang di Kantin itu akan direlokasi akan dimusyawarahkan dengan masyarakat, jadi belum ada kesepakatan" Tutur Syafrudin.
Syafrudin berharap, karen status warga yang tidak memiliki tempat tinggal sendiri dengan relokasi ini Pemerintah bisa membantu masyarakat untuk bisa memiliki rumah sendiri.
"Kami berharap dengan adanya relokasi ini menjadi satu kesempatan yang baik untuk masyarakat Kantin agar bisa memiliki rumah sendiri dibantu Pemerintah Kota" Harapnya.
Salah satu warga kantin bernama Nur yang hadir dalam audiensi ini sempat menangis setelan audiensi berakhir, ia mengatakan bahwa dirinya tidak sanggup membayar cicilan rumah yang berkisar 1 Juta Rupiah perbulannya, apalagi dengan status nya yang janda.
"Gak kebayar sebulan satu juta, darimana ibunya? Ibu janda, orang gak punya" Tutur Nur dalam tangisnya.
Masyarakat yang tidak mampu menginginkan pindah tetapi tidak membayar cicilan yang memberatkan karena kebanyakan warga penghuni tanah wakaf tidak bekerja dan Nur sendiri bekerja sebagai penjual gorengan di Link. Kantin.
"Mau dipindahin tapi gratis gak bayar. Kebanyakan warga gak ada yang kerja. Ibu (Nur) ini pedagang gorengan" Ujar seorang ibu yang mendampingi Nur.