
Panen Pokcoy Bersama di Sekolah, 100 Ribu Siswa Serang Bergerak Wujudkan Kota Serang Hijau.

SERANGKOTA.GO.ID,- Di halaman Sekolah Dasar Negri (SDN) Banjarsari 5 Kota Serang, tampak deretan pot sederhana dari galon bekas yang diisi tanah. Beberapa siswa dengan wajah sumringah sibuk menanam bibit sawi, sementara yang lain menyiapkan polibag untuk menanam cabai. Meski tangan mereka kotor oleh tanah, sorot mata para siswa menunjukkan kebanggaan tersendiri.
Inilah bagian dari program “Serang Hijau dan Bersih” yang digagas Pemerintah Kota Serang. Melalui gerakan ini, 100 ribu siswa dari SD, SMP hingga SMA diajak bergerak bersama menanam sayuran sekaligus belajar mencintai lingkungan sejak dini.
Wakil Wali Kota Serang, Nur Agis Aulia, menyebutkan bahwa sekolah dipilih sebagai titik awal gerakan karena dinilai paling efektif menanamkan kebiasaan baik.
“Kalau anak-anak sudah terbiasa memilah sampah, menanam, atau menjaga kebersihan, mereka akan menularkan kebiasaan itu kepada orang tua dan lingkungannya,” ujarnya.
Gerakan ini bukan sekadar soal menanam. Lebih dari itu, ada nilai kemandirian dan kewirausahaan yang ingin dibangun. “Menjadi petani itu penolong negeri. Dari sekolah kita bisa mulai membangun konsep satu keluarga satu pengusaha. Jadi anak-anak tidak hanya belajar kognitif, tetapi juga kepedulian dan keterampilan nyata,” tambah Nur Agis.
Dinas Pertanian Kota Serang turut mendukung dengan menyiapkan ribuan bibit untuk ditanam para siswa. Kepala Dinas Pertanian, Sony August, mengatakan konsep ini merupakan inovasi agar anak-anak bisa menjadi agen perubahan di rumah masing-masing.
“Harapannya, tanaman yang dirawat di sekolah bisa juga dibawa pulang. Dari murid kepada ibunya, dari rumah kembali lagi ke sekolah. Jadi ada siklus yang terus terjaga. Tahun ini kita siapkan 12 ribu bibit cabai, 2.100 terong, 210 tomat, hingga bunga telang,” jelas Sony.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang, Ahmad Nuri, menegaskan bahwa program ini akan dilaksanakan bertahap.
“Tahun ini kita mulai di 10 sekolah dulu, nanti bisa sampai 200 sekolah. Kalau tidak ada lahan, konsep urban farming bisa diterapkan. Yang penting siswa punya pengalaman menanam, menjaga kebersihan, hingga memahami bahwa sekolah juga harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” katanya.
Menariknya, kegiatan menanam dilakukan dengan cara sederhana dan ramah lingkungan. Siswa memanfaatkan galon bekas, polibag, serta lahan seadanya. Jika sekolah kekurangan lahan, tanaman bisa dibawa pulang untuk dirawat di rumah, lalu hasilnya dapat dikembalikan ke sekolah.
Rencananya, selain sawi dan pokcoy, jenis tanaman yang akan ditanam semakin bervariasi, mulai dari cabai, bawang, hingga bunga telang. Semua bibit disiapkan pemerintah, sementara perawatannya menjadi bagian dari tanggung jawab siswa dan sekolah.
Gerakan ini diharapkan menjadi trigger perubahan, bukan hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di tengah masyarakat. Dari tangan kecil para siswa, Kota Serang menaruh harapan besar: lahirnya generasi peduli lingkungan yang mampu menjaga bumi sekaligus menghidupi keluarga.(RY)
Caption Gambar: Kegiatan panen Sawi Pokcoy yang dilakukan Wakil Wali Kota bersama para siswa, guru, dan beberapa Kepala OPD terlait di SDN Banjarsari 5 (ESBALMA)