Logo loader Letter loader

Kemenkominfo Bersama RRI Adakan Talkshow Solusi Penanganan Gizi Buruk

 

Talkshow yang dihadiri oleh Kapolsek Kasemen, Danramil Kasemen, Kepala KUA, Ibu-ibu Pendamping Dapur Gizi Kecamatan Kasemen, Tokoh Masyarakat dan seluruh warga dipandu oleh Dede Firdaus dan Citra Lestari berlangsung selama satu jam. Acara yang diawali oleh Drama Singkat oleh Sanggar Seni Syailendra Cilegon tentang keluarga yang menderita gizi buruk yang butuh penanganan segera dari seniman muda Banten ini berlangsung dengan lancar dan meriah di saksikan oleh masyarakat sekitar yang antusias.

Talkshow ini diawali oleh Ibu Nani yang bertanya tentang anaknya yang mengalami gizi buruk dan penurunan kinerja otak. Penanya kedua dari Pak Nurdin beliau merasa kurangnya sosialisasi tentang gizi buruk dan mengharapkan penanganan gizi buruk lebih baik lagi.

Toyalis menjawab pertanyaan pertama yang menjelaskan bahwa gangguan gizi buruk kadang disebebkan oleh salah asuh, atau kemungkinan ada penyakit bawaan. “Biasanya kalau diintervensi langsung dengan gizi yang baik akan sembuh, tetapi kalau ada penyakit bawaan biasanya akan sulit kalau tidak diatasi dulu penyakitnya” ungkap Kadis Kesehatan. Dijelaskan juga masalah sosialisasi gizi buruk yang dianggap kurang karena Dinas Kesehatan tidak bisa menjangkau masyarakat door to door, tetapi diharapkan kepada peserta yang mengikuti sosialisasi bisa menyampaikan kembali kepada warga yang lain melalui acara arisan misalnya ataupun pengajian dilingkunganya.

Kepala Bappeda Ir. Djoko Sutrisno menyampaikan jawabanya pula bahwa program kegiatan perbaikan gizi masyarakat sudah dianggarkan oleh Pemkot Serang, dan sudah banyak pula fasilitas dari Pemerintah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat  untuk penanganan kesehatan bagi masyarakat. Sudah dilakukan juga pemberdayaan masyarakat untuk penanganan gizi buruk yang ada di Kecamatan.

 

Subagyo Camat Kasemen mengatakan selama ini ada sebagian warga yang masih belum memiliki data kependudukan, hal ini menyebabkan sulitnya mereka mendapatkan pelayanan kesehatan. Untuk itu dihimbau agar masyarakat memiliki data kependudukan atau KTP. Selain itu ada faktor keengganan masyarakat untuk diberikan imunisasi yaitu karena factor budaya. Masyarakat pun sebagian besar masih kesulitan mendapatkan air bersih, dan masyarakat masih memanfaatkan air sungai untuk keperluan mandi dan masak, padahal air tersebut banyak mengandung bakteri. Kecamatan kasemen telah melakukan kegiatan dapur Gizi bersama kader di masing-masing kelurahan untuk penanganan gizi balita yang langsung di distribusikan pada masyarakat.

Ali Suro Wakil  Ketua Komisi II DPRD Kota Serang mengungkapkan bahwa telah dianggarkan sebesar 2 Milyar untuk penanganan gizi buruk di Kota Serang, tetapi beliau merasa heran dengan anggaran sebesar itu masih saja ditemukan Balita penderita gizi buruk yang seharusnya dengan anggaran sebesar itu penanganan gizi buruk dapat diatasi. Beliau menyarankan agar dibentuk satuan tugas penanganan gizi buruk yang ada di tiap Kecamatan agar bila ditemukan kasus serupa dapat diatasi dengan segera jika perlu pihak kecamatan mengusulkan satu unit mobil ambulan yang dipakai untuk penanganan masalah kesehatan masyarakat.

Pengamat Sosial Iksan Ahmad dari Untirta menyampaikan persoalian gizi buruk ini walaupun hanya satu orang Balita yang menderita ini sudah menjadi persoalan yang besar. Gizi buruk ini merupakan permasalahan yang sangat kompleks yang berkaitan dengan kemiskinan, tingkat pendidikan masyarakat dan pola hidup.

Acara Talkshow ini berlangsung sangat interaktif dengan banyaknya pertanyaan dari warga yang disampaikan secara langsung, dan RRI Pro 1 juga memerima pertanyaan dari warga melalui SMS yang dijawab langsung oleh semua Narasumber.

 

Kota Serang terdiri dari 6 kecamatan dan 67 kelurahan.