Logo loader Letter loader

DEBUS BELA DIRI SENI DAN MISTIS

  

Debus merupakan pertunjukan seni secara berkelompok dengan jumlah pemain sebanyak 12 sampai 15 orang. Yang masing-masing mempunyai tugas satu orang juru gendang, satu orang penabuh tembang, dua orang penabuh dogdog tingtit, satu orang penabuh kecrek, empat orang sebagai pendzikir, lima orang pemain atraksi, satu orang sebagai sychu.

Terlepas dari anggapan debus berkaitan erat dengan dunia mistis yang bertentangan dengan islam, ajaran itu turut berperan dalam sejarah diciptakanya kesenian debus di Indonesia, serta pelaksanaan atraksinya yang dimulai dengan pembacaan doa maupun lantunan solawat Nabi. Tak dapat disangkai, debus merupakan kesenian tradisional khas Banten yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi para wisatawan.

 

Debus dikolaborasikan dengan kesenian pencak silat, maka dapat dikatakan, bahwa debus merupakan kesenian beladiri. Sultan Ageng Tirtayasa memberi warna debus dengan ilmu kekebalan tubuh kepada para pengikutnya dengan jampi-jampi yang diambil dari ayat suci Al Quran. Ayat-ayat tersebut dihapalkan dan diresapi secara mendalam sehingga dapat mempertebal semangat moral dalam melawan belanda. Kesenian debus sangat berperan dalam alur sejarah rakyat banten dalam melawan penjajah belanda pada masanya yang dilandasi ajaran agama islam sebagai keyakinan dalam melakukan perjuangan tersebut.

  

Kesenian debus yang sering dipertontonkan diantaranya menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainya tanpa terluka, mengiris bagian tubuh dengan pisau atau golok, memakan bara api, dan sesekali menyemburkan kebaran api, menusukan jarum kawat kecil kelidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainya hingga tembus tanpa mengeluarkan darah bahkan besi yang ditusukan tidak sekedar kawat tapi juga pisau, pestol, laras senapan, dan besi beton ukuran besar, menyiram tubuh dengan air keras (Hcl) hingga pakaian yang dikenakan hancur lumat namun kulit tetap utuh, menggoreng telur dan kerupuk diatas kepala, membakar tubuh dengan api atau berjalan diatas bara api yang menyala, menaiki atau menduduki sebuah golok tajam, bergulinan diatas serpihan kaca atau berguling-guling diatas duri salak.

Kota Serang terdiri dari 6 kecamatan dan 67 kelurahan.