Logo loader Letter loader

Komitmen dan Rekonsiliasi Sebagai Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Kota Serang

Dalam upaya penurunan stunting di Kota Serang, Wakil Walikota Serang H. Subadri Usuludin, SH menghadiri acara penandatanganan komitmen bersama percepatan penurunan stunting yang bertempat di Hotel Horison Ultima Ratu.

Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten Dr. Dadi Ahmad Roswandi, S.Si, M.Si, Sekretaris Daerah Kota Serang H. Nanang Saefudin, M.Si, Kepala OPD di lingkungan Kota Serang, para camat dan satgas stunting Provinsi Banten, Kamis (28/7).


Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten Dadi Ahmad Roswandi menyampaikan bahwa stunting di Provinsi Banten berada diangka 24,5% sedangkan Kota Serang berada di angka 23,4% di tahun 2021. Berdasarkan hasil pendataan keluarga 2021 di Kota Serang yang beresiko stunting sebanyak 81.569 keluarga dari total 158.540 keluarga.


"Stunting di Provinsi Banten ada di angka 24,5% artinya berada di rata2 nasional, di serang 23,4% tahun 2021" Ujarnya
"Di Kota Serang berdasarkan hasil pendataan keluarga 2021 didapatkan yang beresiko stunting sebanyak 81.569 keluarga dari total sebanyak 158.540 keluarga" Lanjutnya


Sebagai ketua Tim Percepatan dan Penurunan Stunting (TPPS) Nanang Saefudin mengatakan bahwa selama ini upaya penurunan stunting lebih banyak dilakukan oleh Dinkes dengan sedikit peran dari OPD.


"Kota Serang telah membentuk Tim Percepatan dan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat Kota, Kecamatan dan Kelurahan. Disamping, TPPS kami juga telah membentuk tim audit stunting terdiri dari 33 Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di 67 kelurahan, TPK bertugas mendampingi remaja calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca salin, keluarga yang yang memiliki anak di usia 2 tahun dan balita dibawah 5 tahun yang beresiko stunting" Ujar Nanang.


Dalam sambutannya, Subadri menyampaikan pentingnya membangun komitmen bersama dalam menghadapi permasalahan stunting di Kota Serang.
"Stunting bisa diturunkan kalau diawali dari sebuah kebersamaan" Ucap Subadri.


Pemerintah kota Serang sudah memfokuskan dari sisi anggaran untuk tahun 2023 difokuskan untuk penurunan stunting. Subadri Usuludin menginstruksikan kepada para OPD daerah agar sosialisasi terus berjalan dan ditindaklanjuti.
Kemudian Subadri menyampaikan peran KUA dibutuhkan dalam mendeteksi stunting. Hal ini dikarenakan ciri-ciri stunting diawali dari pranikah.


"Kemenag harus menurunkan para KUA, ciri-ciri stunting diawali dari pranikah. KUA harus dihadirkan dan ditindaklanjuti oleh ketua tim, agar tau dan agar mendeteksi bahwa pranikah atau siapa yang bener-bener harus dikawal agar menghindari stunting" Ucapnya


Selain itu, Subadri menyampaikan bahwa stunting ada kaitannya dengan pertanian yaitu gizi. Disampaikan bahwa pertanian sudah ada terobosan dengan berencana menanam padi yang menghasilkan beras zinc.


"Terus disini juga ada kaitannya dengan pertanian, tugas nya gizi, pertanian sudah ada terobosan dengan berencana akan menanam padi atau beras-beras yang pada akhirnya memproduksi beras zinc. Saya menginstruksikan pertanian segera membuat lokasi-lokasi yang memang dikhususkan untuk itu" Ucapnya


Pemerintah Kota Serang optimis apabila seluruh elemen berkomitmen untuk bersama-sama bergerak dalam upaya percepatan penurunan stunting maka target penurunan stunting yang dicanangkan pemerintah tahun 2024 akan tercapai yaitu penurunan stunting diangka 14%.
Sebagai penutup, Para peserta turut menandatangani komitmen bersama TPPS dalam percepatan penurunan stunting di Kota Serang.

Kota Serang terdiri dari 6 kecamatan dan 67 kelurahan.