Dari Hangzhou ke Kota Serang: Menyulam Persahabatan Lewat Ekonomi dan Budaya
SERANGKOTA.GO.ID,- Suasana di The 8th Hangzhou International Day pada awal September 2025 terasa istimewa. Bendera merah putih Indonesia berkibar berdampingan dengan bendera Tiongkok di salah satu panggung utama acara. Di sanalah sebuah momentum bersejarah tercipta: Kota Serang, ibu kota Provinsi Banten, resmi menjalin kerja sama dengan Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok.
Bukan sekadar seremoni, penandatanganan Letter of Intent (LoI) on Friendly Relationship and Exchanges oleh Wali Kota Serang, Budi Rustandi, dan Wakil Wali Kota Hangzhou, Chen Jin, menjadi simbol eratnya ikatan dua kota lintas negara.
Dalam sambutannya, Budi Rustandi tidak hanya berbicara tentang kesepakatan formal, tetapi juga menyampaikan mimpi besar Kota Serang. Ia ingin kotanya tumbuh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Banten, dengan belajar dari keberhasilan Hangzhou.
“Hangzhou mampu membuktikan bahwa kota bisa maju lewat inovasi digital. Dari sana lahir perusahaan raksasa dunia seperti Alibaba. Kami ingin semangat itu menular ke Serang,” ucap Budi dengan penuh optimisme.
Bagi Serang, lokasinya yang strategis dekat Jakarta dan kawasan industri besar menjadi modal penting. Kini, lewat kolaborasi ini, pintu investasi dan transfer teknologi semakin terbuka lebar.
Chen Jin dalam pidatonya mengingatkan bahwa Hangzhou bukan hanya kota modern dengan teknologi mutakhir. Di balik gemerlap ekonomi digitalnya, Hangzhou menyimpan sejarah panjang dan tradisi budaya yang kaya.
“Persahabatan ini bukan hanya untuk masa kini, tetapi juga mewariskan hubungan baik bagi generasi mendatang. Budaya dan sejarah adalah pengikat yang membuat kerja sama semakin kuat,” tuturnya.
Pernyataan Chen Jin menegaskan bahwa relasi dua kota tidak semata soal bisnis, melainkan juga jembatan budaya dan pertukaran antarwarga.
Usai penandatanganan LoI, delegasi kedua kota langsung mengadakan pertemuan bilateral untuk menyusun peta jalan kerja sama. Dari teknologi big data hingga peluang pengembangan infrastruktur, semua dibicarakan dengan serius.
Namun, di balik rapat resmi itu, ada semangat yang lebih besar yaitu mempertemukan dua peradaban, dua budaya, dan dua cara pandang yang berbeda tetapi saling melengkapi.
Hangzhou datang membawa keahlian di bidang teknologi digital, sementara Serang menyuguhkan semangat keterbukaan dan kekayaan budaya lokal Banten. Jika dirangkai dengan baik, keduanya bisa menjadi kisah sukses baru dalam hubungan Indonesia–Tiongkok di tingkat Kota.
Bagi masyarakat Kota Serang, kerja sama ini bisa menjadi awal dari banyak peluang, antara lain seperti, akses lapangan kerja baru, masuknya investasi asing, hingga pertukaran budaya yang memperluas wawasan.
“Ini bukan hanya tentang Serang belajar dari Hangzhou, tapi juga tentang dunia yang bisa mengenal Serang lebih dekat,” ungkap Budi.
Dengan semangat persahabatan dan visi jangka panjang, Kota Serang menapaki babak baru dalam perjalanannya—dari Kota yang tumbuh di jantung Banten, kini membuka diri untuk bersanding di panggung global.(RY)
